Apa itu Bedah Buku? Berikut Cara dan Contohnya

bedah buku offline dan online

Beda halnya dengan resensi buku, bedah buku adalah hal yang berbeda dan keduanya memiliki ciri khas masing-masing. Bedah buku tentu memiliki manfaat dan tujuan yang berbeda juga dengan resensi buku sehingga untuk mengetahui lebih lanjut bagaimana bedah buku itu, simak penjelasan lengkapnya di bawah ini.

Apa itu Bedah Buku?

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), bedah buku merupakan diskusi yang membicarakan seputar isi buku. Bedah buku juga dapat diartikan sebagai suatu ajang untuk memperkenalkan isi buku kepada calon pembacanya secara singkat. Sehingga, bedah buku ini tidak hanya melulu membahas mengenai isi buku saja.

Akan tetapi, bedah buku ini juga berfokus pada latar belakang penulis mengapa mereka menuliskan tema tersebut dan apa tujuan dari penulisan buku tersebut. Termasuk juga alasan mengapa penulis membuat buku dan apa inspirasi yang mendorong penulis tersebut menulis buku yang diterbitkannya.

Baca juga: Contoh Buku Administrasi Perpustakaan

Manfaat Bedah Buku

Bedah buku juga memiliki manfaat baik bagi penulis, pembaca, maupun bagi penerbitnya. Berikut merupakan beberapa manfaat bedah buku dari segi penulis dan juga pembaca.

Apa Kendala Anda dalam Pengadaan Buku?

1. Manfaat Bedah Buku Bagi Penulis

Berikut manfaat bedah buku bagi penulis yang perlu diketahui dan mengapa harus mengadakan bedah buku.

  • Sebagai ajang branding seorang penulis melalui acara bedah buku yang mana di dalam acara tersebut penulis bisa memberikan kesan kepada calon pembacanya mengenai seberapa menarik buku yang ditulis dan bagaimana kualitas bukunya.
  • Meningkatkan penjualan buku karena semakin tinggi penjualan, maka royalti yang diperoleh juga semakin besar
  • Memberi persuasi secara langsung kepada calon pembaca agar tertarik dan penasaran dengan isi buku
  • Mendapat kepuasan tersendiri.

2. Manfaat Bedah Buku Bagi Pembaca

Berikut manfaat bedah buku bagi pembaca sehingga bisa mendapatkan buku yang sesuai dan tepat.

  • Menjadi lebih termotivasi membangun hal yang positif setelah mengikuti bedah buku,
  • Mendapatkan ilmu pengetahuan baru yang sebelumnya pernah diketahui,
  • Pembaca mengetahui poin dan hal yang ingin dijelaskan di dalam buku,
  • Membantu pembaca yang merupakan calon penulis yang ingin menerbitkan buku.

Baca juga: Pengertian dan Cara Menjadi Kutu Buku

Cara Bedah Buku Offline

Bagi penulis yang ingin melakukan bedah buku secara offline atau tatap muka langsung, tentu harus memahami bagaimana cara bedah buku yang benar dan baik. Mulai dari apa yang harus dipersiapkan, apa isi bedah buku tersebut, dan lain sebagainya. Berikut ini akan dibahas mengenai cara bedah buku offline bagi penulis.

Daftar Pengadaan

Sebelum melakukan bedah buku di depan khalayak umum, Anda harus mempersiapkan peralatan dan bahan juga langkah-langkah persiapan bedah buku seperti yang akan dirinci di bawa ini.

A. Menyiapkan Peralatan Saat Bedah Buku

Pertama, siapkan dulu alat yang sekiranya diperlukan saat bedah buku:

  • Buku yang akan dibedah
  • Laptop atau tablet
  • Buku untuk mencatat
  • Alat tulis dan stabilo
  • Sticky notes atau post it

B. Persiapan Bedah Buku

Setelah itu, ikuti beberapa langkah di bawah ini sebagai tahap persiapan sebelum memulai bedah buku di depan umum.

1. Mengkritisi

Hal pertama yang bisa Anda lakukan pada tahap persiapan adalah membeda buku mulai dari fisik buku seperti cover, kertas yang digunakan, ukuran buku, layout dari buku, gaya penulisan, isi dari buku, bagaimana fitur yang ada di dalamnya misalnya tali pembatas, dan lain sebagainya.

Kritisi bahan-bahan tersebut dan beri catatan pada temuan yang Anda dapatkan dalam bentuk fisik buku.

2. Menulis Argumen

Setelah itu, tulis bagaimana penilaian Anda mengenai catatan atau temuan yang Anda temukan tersebut, bisa mulai dari fisik buku, struktur buku, isi buku, bahkan bagaimana gaya penulisan pada setiap bab pada buku tersebut. Anda juga bisa memasukkan bagaimana interpretasi Anda mengenai buku tersebut.

Anda bisa melakukannya pada setiap bab atau secara menyeluruh berdasarkan pendapat dan pandangan Anda mengenai hal tersebut. Dengan demikian, akan membuat Anda lebih memahami isi dari tiap bab yang ada di buku tersebut.

Daftar Pengadaan

3. Perkaya Referensi

Sebelum melakukan bedah buku, Anda perlu memperkaya referensi terlebih dahulu. Bisa dilakukan dengan melihat atau mencari review yang membahas buku tersebut di internet, YouTube, sosial media, dan lain sebagainya. Hal ini dilakukan agar Anda dapat mempertajam pemahaman mengenai buku yang akan Anda bedah.

Setelah itu, Anda bisa melakukan koreksi mengenai apa catatan yang sudah ditulis sebelumnya dan bagaimana pemahaman Anda dibandingkan dengan para pengulas lainnya.

4. Membaca Ulang Argumen

Terakhir, pastikan Anda membaca ulang argumen yang sudah Anda tulis dan tata ulang supaya lebih terstruktur sehingga mudah dibaca dan mudah dipahami oleh orang lain. Dari hasil yang sudah tertata tersebut, luangkan waktu untuk membaca ulang agar dapat memeriksa kesalahan dan juga kejanggalan yang ada di dalam hasil argumen Anda.

Setelah itu, Anda bisa melakukan bedah buku secara offline di depan banyak orang. Yang terpenting dalam melakukan bedah buku secara offline adalah kepercayaan diri dan keberanian berbicara di depan umum. Pada dasarnya, untuk mencapai level ini tentu ada kiat dan tipsnya.

Yang paling mudah adalah menganggap diri kita paling mengetahui masalah yang akan dibicarakan dan juga bagaimana Anda memahami tema atau topik yang lengkap sehingga audiens bisa mendapatkan informasi sesuai yang mereka butuhkan.

Baca juga: 7 Slogan Perpustakaan yang Unik dan Emosional

Melakukan Bedah Buku Online

Di era yang serba digital ini, semua hal seolah bisa kita temui di dunia digital atau online, salah satunya kegiatan bedah buku. Pada dasarnya untuk dapat melakukan bedah buku secara online, Anda tetap harus melakukan tahap persiapan yang sama dengan melakukan bedah buku offline.

Namun yang membedakan adalah bagaimana alat dan bahan serta pendukung lain yang dibutuhkan dalam melakukan bedah buku. Jika bedah buku offline membutuhkan tempat untuk pertemuan, maka bedah buku online ini membutuhkan sarana ruang meeting online, misalnya Zoom, Google Meet, dan lain sebagainya.

Oleh sebab itu, Anda perlu mempersiapkan dengan matang dan juga melakukan penjaringan audiens dan pendaftaran secara online agar banyak yang mengikuti dan juga dapat menjadi audiens atau peserta bedah buku online.

Persiapkan juga listrik dan juga jaringan internet yang stabil agar bedah buku secara online dapat berjalan dengan baik dan lancar tanpa ada halangan dan gangguan dari manapun.

Contoh Bedah Buku

Jika Anda penasaran kira-kira seperti apa contoh bedah buku yang dilakukan, berikut ada contoh mengenai bedah buku yang harus dicatat atau disiapkan sebelum melakukan bedah buku di depan khalayak umum.

Judul Buku: BK MENYONTEK:MENGUNGKAP AKAR MASALAH DAN SOLUSINYA

Karya: Doddy Hartanto, M.Pd

1. Tampilan: menarik dan eye catching. Sayangnya cover buku belum mampu menjelaskan bagaimana maksud dan makna dari isi yang ada di dalam buku, sehingga harus diperhatikan dengan seksama judul dan juga gambarnya agar memahami maksud dari cover buku tersebut.

2. Bahasa: dari segi bahasa, sudah memenuhi kaidah bahasa Indonesia yang baik dan benar. Meski demikian, bahasa yang digunakan ringan sehingga mudah dipahami dan juga menggunakan bahasa populer sehingga sesuai dengan topik yang sifatnya teoritis dan mudah dipahami para pembaca.

3. Isi buku: isi buku inovatif dan lengkap dimana memberikan gambaran mengenai hal apa yang harus digali dari perilaku menyontek dan bagaimana sudut pandang dari dunia bimbingan konseling, salah atau betul kah kebiasaan tersebut.

Selain itu, cara penulis untuk mengangkat topik mengenai menyontek sangat menggelitik dan menggugah, namun ternyata bermanfaat. Karena menyontek di Indonesia seolah jadi budaya yang sulit dihapuskan, tetapi efek dan dampaknya bisa buruk bagi pelakunya. 

Oleh sebab itu, buku ini sangat cocok dan juga sangat dibutuhkan banyak orang, terutama yang mempelajari bidang sikap dan juga perilaku siswa dalam pembelajaran.

Berikut pembahasan per-bab dan juga kritik atau saran perbaikan.

BAB I: Pendahuluan

Bab ini memberi fakta-fakta perilaku menyontek di sekitar kita dan cukup banyak data mengenai perilaku menyontek di negara lain. Sebaiknya ditambahkan fakta-fakta dari negara kita sendiri yang cukup ”mengerikan” antara lain di Medan para guru mengubah jawaban ujian para siswa dan ketika dilaporkan mereka marah pada guru yang melapor serta justru mengucilkan si pelapor. 

Ada Pula seorang ibu yang protes anaknya dijadikan joki bagi teman-teman tetapi sekolah justru marah dan orang di kampung si ibu juga ikut marah dan mengusir si ibu dari kampung tersebut. 

Fenomena ini belum dipotret sehingga jika ditambahkan akan membuat kita terpana betapa suram potret perilaku mencontek di negara kita sendiri.

BAB II: Definisi Menyontek

Saya melihat bahwa jurnal yang digunakan untuk mendefinisikan menyontek cukup banyak tetapi untuk definisi sebaiknya menggunakan definisi yang ada di buku teks terkait sehingga definisi bisa ditinjau dari berbagai aliran psikologi misalnya dari aliran psikodinamika,kognitif, behavioristik dan lain-lain sehingga ada runutan teoritis yang jelas etiologinya.

Dari tinjauan tersebut kita bisa melihat dari berbagai perspektif psikologis yaitu dari conciousees danunconciousnessnya atau id, ego superego – adanya perasaan malu, rasa bersalah (psikoanalisa) dari cara berpikir irrational – rational thinking (kognitif) dari perilaku yang tampak (behavior) dari konsep diri, eksistensi diri atau harga diri (humanistik) dan tentu saja dari sisi moral dan religiusitas (agama).

BAB III: Gejala dan Bentuk Menyontek

Pada bab ini pembaca agak kelelahan untuk mengidentifikasikan yang mana gejala kognitif, yang mana gejala afektif dan yang mana gejala perilaku. Serta makna perilaku individual dan makna perilaku sosial. 

Penulis perlu mengidentifikasi berdasarkan 5 kategori tersebut sehingga pikiran pembaca bisa tertata dan sistematis serta langsung bisa menebak (jika dia pernah menyontek itu kategori yang mana: sekedar biat, hanya terbersit di pikiran atau sudah pada perilaku). 

Dan paling penting ada adanya data mengenai seberapa parah perilaku menyontek dilihat dari intensitas (tingkat kegawatan perilaku mulai dari hanya niat, sampai keinginan mencuri soal),frekuensi (seberapa sering perilaku menyontek dilakukan) serta durasi perilaku menyontek(apakah berapa lama melakukan). 

Jika data ini ditambahkan akan menjadi informasi berguna untuk mendeteksi secara dini perilaku menyontek sehingga jelas tindakan apa yang harus dilakukan untuk menanganinya apakah preventif, kuratif dan preservatif.

Deepublish

Ingin Pengadaan Bahan Pustaka untuk Perpustakaan?

Mari pengadaan Buku dengan Penerbit Deepublish dan akan ada Promo khusus untuk Anda yang pengadaan hari ini.
Pengadaan Bahan Pustaka
Bagikan Artikel Ini
Deepublish
Deepublish
Artikel Terbaru

INGIN PENGADAAN BUKU UNTUK PERPUSTAKAAN DAN INSTANSI ANDA?

Mari pengadaan Buku dengan Penerbit Deepublish dan akan ada Promo khusus untuk Anda yang pengadaan hari ini.