Cara membuat buku ajar wajib diketahui oleh tenaga mengajar, terutama guru dan dosen. Terutama dosen yang ingin mengejar poin kredit atau ingin mentransformasikan ilmu pengetahuan kepada siswa atau mahasiswa.
Lantas pertanyaannya adalah, bagaimana cara membuat buku ajar itu? Berikut tips cara membuat buku ajar. Namun sebelum itu, anda harus menegtahui terlebih dahulu pengertian dari buku ajar.
Daftar Isi
Pengertian Buku Ajar
Menurut Direkotrat Jendaral Pendidikan Tinggi, buku ajar adalah buku yang dijadikan sebagai pegangan untuk sekolah atau kuliah. Biasanya buku ajar disusun dan ditulis oleh pakar yang ahli dibidangnya.
Didalam buku ajar terdapat materi yang dapat diterima oleh para mekainya di sekolah dan perguruan tinggi. Tujuan buku ajar untuk menunjang program pembelajaran yang sesuai dengan buku ajar tersebut.
Cara Membuat Buku Ajar
Setelah mengetahui pengertian buku ajar, berikut ini beberapa cara membuat buku ajar yang perlu kamu ketahui:
1. Menentukan Topik
Cara membuat buku ajar yang paling utama adalah menentukan topik atau tema. Karena kontensya buku ajar, maka anda bisa menulis buku ajar berdasarkan cabang ilmu yang sesuai dengan jurusan dan kemampuan kompetensi dasar anda.
Karena buku ajar harus ditulis oleh orang yang berkompeten di bidangnya. Misal, Anda lulusan psikologi, maka anda bisa menulis tentang turunan cabang ilmu psikologi. Bisa mengangkat tentang psikologis osial, psikologi klinis dan masih banyak lagi.
2. Membuat Kerangka Tulisan
Mengingat menulis buku itu harus panjang, detail dan dapat dipertanggungjawabkan. Maka perlu membuat kerangka tulisan atau outline. Jadi fungsi kerangka tulisan (outline) untuk memudahkan penulis memetakan apa saja yang akan di ditulis di dalam buku nanti.
Termasuk membantu penulis agar tidak mengalami kesulitan dan agar tetap fokus saat menulisnya.
3. Tulis Menggunakan Bahasa Baku
Buku ajar salah satu buku pendidikan, yang sudah pasti memiliki kode etik penulisan buku ajar. Salah satu hal terpenting saat menulis buku ajar adalah, penulis harus menulis sendiri dengan bahasa baku dan bahasa akademisi.
Karena buku ajar ditulis oleh orang yang berkompeten, maka penulisan buku ajar juga tidak ditulis oleh sembarang orang. Hanya ditulis oleh penulis yang memang ahli dibidangnya.
4. Pilih Diksi yang Pas
Seperti yang sudah dibahas sebelumnya, buku ajar adalah buku pendidikan. Maka, buku perlu diperhatikan masalah pemilihan diksi saat menulis. Gunakan pilihan bahasa (diksi) yang ilmiah, sopan dan umum. Karena calon pembaca adalah para akademisi di berbagai lini di Indonesia, yang membutuhkan ulasan tersebut.
Salah satu pemilihan diksi yang pas dan menggunakan bahasa ibu adalah memudahkan berbagai daerah pelosok sekaligus, agar bisa memahami isi atau pesan yang disampaikan penulis. Penulisan buku ajar tidak boleh menggunakan bahasa gaul ataupun bahasa populer karena buku ajar mengangkat keilmiahan.
Baca Juga: Buku Ajar Adalah: Ciri-ciri, Contoh dan Jenis
5. Memasukan Novelty
Apakah anda pernah mendengar istilah novelty? Jadi yang dimaksud dengan novelty adalah sesuatu hal yang sifat temuan terbaru (baik itu penemuan dari sebuah penelitian ataupun fakta menarik yang bersifat terbarukan). Maksud dari buku ajar yang memiliki nilai novelty adalah buku ajar yang mampu berkontribusi untuk mentransformasikan ilmu dalam kehidupan seseorang.
Salah satu ciri buku yang memiliki novelty adalah memuat data yang objektif, bersifat akurat dan lengkap. Sehingga, pembaca yang membaca buku ajar bisa menemukan sesuatu yang baru dan menarik yang belum pernah mereka ketahui sebelumnya.
6. Memulai Menulis
Jika seorang penulis buku ajar sudah menemukan selling point yang terbaru dan menarik yang hendak dituliskan. Maka penulis bisa memulai untuk menuliskannya versi lengkap, tersistematis dan detail.
Anda bisa menuliskan dari lembar awal yang meliputi kata pengantar, pendahuluan, dan mulai masuk dari bab 1, 2 dst. Selama menulis tidak perlu tergesa-gesar, nikmati agar tidak ada data yang tercecer.
7. Ditulis Secara Tersitematis dan Tersturktur
Ciri buku ajar adalah ditulis secara tersistematis dan terstruktur. Itu artinya buku ditulis berdasarkan konsep dan berdasarkan kurikulum yang sudah diatur.
Anda juga perlu mengacu pada silabus. Dari segi penulisannya juga harus terstruktur agar peserta didik bisa memahami secara runut sebuah cabang ilmu yang hendak disampaikan.
8. Buku Objektif (Tidak Plagiat)
Sebagai buku ajar, sudah sepantasnya jika buku tersebut ditulis secara objektif. Meskipun tema/topik nya mirip. Namun dari segi pengolahan materi dan pemilihan kata harus berbeda. Kenapa harus berbeda? Karena jika sama akan masuk dalam kategorisasi plagiarisme atau penjiplakan.
Tentu ini tindakan yang tidak pantas. Sementara, buku ajar yang baik adalah buku yang bersifat objektif sesuai dengan fakta dan data yang terjadi di lapangan.
9. Dilengkapi dengan Disertasi
Ciri spesifik buku ajar biasanya membuat disertasi. Bentuk disertasi dalam buku ajar ini ada yang berbentuk contoh kasus, diberi latihan soal dibagian akhir pembahasan atau adanya studi kasus.
Adanya disertasi ini tidak lain untuk mengukur, seberapa paham peserta didik terhadap materi yang sudah dipaparkan penulis. Semakin peserta didik mudah memahami, semakin bagus buku ajar tersebut.
Kesimpulan
Itulah artikel dari pengadaan.penerbitdeepublish.com tentang beberapa cara membuat buku ajar. Bagaimana? Mudah bukan?
Referensi:
https://mpi.staiha.ac.id/buku-ajar-modul-dan-diktat-apa-bedanya/ [Diakses pada: 10 Desember 2024]
https://penerbitdeepublish.com/pengertian-buku-ajar/ [Diakses pada: 10 Desember 2024]