Bahan pustaka merupakan unsur yang penting di dalam sebuah sistem perpustakaan. Di dalamnya terkandung nilai informasi yang penting. Untuk membelinya pun diperlukan dana yang cukup mahal, sehingga salah satu kegiatan di perpustakaan harus dilakukan upaya perawatan atau pelestarian bahan pustaka supaya penyebab kerusakan bahan pustaka bisa dihilangkan dengan mitigasi yang tepat.
Pelestarian bahan pustaka di perpustakaan tidak hanya dalam hal fisik, namun juga informasi yang ada di dalamnya. Hal ini untuk mencegah terjadinya kerusakan pada bahan pustaka yang mana sering ditemui.
Jika terjadi kerusakan, maka akibatnya bahan pustaka tersebut akan hilang dan informasi di dalamnya juga akan hilang. Oleh sebab itu, untuk mengatasinya diperlukan pelestarian.
Namun sebelum melakukan pelestarian, biasanya akan diidentifikasi lebih dulu apa faktor penyebab kerusakan bahan pustaka. Untuk mengetahui apa saja faktor penyebab kerusakan bahan pustaka, simak artikel di bawah ini.
Faktor Penyebab Kerusakan Bahan Pustaka
Secara garis besar, jenis perusak bahan pustaka yang berada di daerah tropis atau yang beriklim sedang tentu berbeda dengan jenis perusak yang ada di iklim dingin. Pada daerah tropis atau beriklim sedang, seperti Indonesia, pada dasarnya ada beberapa faktor penyebab kerusakan.
Secara umum, 4 penyebab kerusakan bahan pustaka, yaitu faktor biologi, faktor kimia, faktor fisika, dan lain-lain (yang bisa disebabkan oleh manusia). Berikut penjelasan lengkapnya.
1. Faktor Biologi
Bahan pustaka pada dasarnya terdiri atas selulosa, perekat, dan juga protein. Bahan tersebut merupakan sumber makanan bagi makhluk hidup, seperti jamur, serangga, dan juga binatang pengerat lainnya. Makhluk hidup tersebut hidup di tempat dengan lingkungan yang lembab dan suhunya tinggi.
Sehingga jika ruang penyimpanan bahan pustaka tersebut lembab dan dibiarkan berlarut-larut, tak heran jika banyak bahan pustaka yang akhirnya rusak. Kerusakan koleksi perpustakaan yaitu bahan pustaka di tempat seperti itu biasanya terjadi karena serangga, misalnya kecoa, rayap, atau tikus.
Banyak buku yang akhirnya berlubang dan juga berdebu karena tempat penyimpanannya terlalu terbuka dan suhunya tinggi atau tidak ber-AC. Ditambah lagi buku tersebut sudah terlalu berumur dan juga kurangnya perawatan kebersihan, seperti debu, sehingga memicu binatang pengerat semakin betah untuk tinggal dan merusak bahan pustaka tersebut.
a) Tikus
Tikus menjadi binatang pengerat yang biasanya memakan buku-bukuan dan bahkan menjadikan buku yang tidak terawat menjadi sarang atau tempat tinggalnya. Biasanya, hewan ini sulit diberantas jika keberadaannya sudah menetap beberapa lama.
b) Serangga
Serangga, termasuk rayap merupakan hewan yang dengan mudah mampu memusnahkan tumpukan bahan pustaka dalam waktu singkat. Untuk melindungi serangan rayap, diperlukan peniadaan penggunaan kayu bangunan yang langsung bersentuhan dengan rayap.
Kecoa juga merupakan serangga yang dapat merusak keutuhan bahan pustaka karena ia menggerogoti buku dan membuat bahan pustaka menjadi tempat tinggalnya. Termasuk hanya kutu buku yang menyerang bagian punggung dan pinggir buku sehingga merusak kertas pada bahan ajar secara masif.
Terakhir adalah kumbang bubuk yang berbahaya dan sangat merusak bahan pustaka bahkan hanya sekali makan saja.
c) Jamur
Selain hewan, jamur juga menjadi faktor biologi penyebab terjadinya kerusakan bahan pustaka. Jamur mengambil makanan di makhluk lain sebagai parasit sehingga biasanya menyebabkan kerusakan pada bahan pustaka yang mengandung selulosa, seperti kertas.
2. Faktor Fisika
Ada beberapa macam faktor fisika penyebab kerusakan bahan pustaka, di antaranya sebagai berikut.
a) Suhu dan kelembaban udara
Suhu tinggi seperti di Indonesia membuat kertas menjadi mudah rapuh dan membuat warna kertas mudah kekuningan. Kerusakan ini diakibatkan suhu terlalu tinggi sehingga dapat membuat perekat dan jilidan buku menjadi kering dan longgar.
Ditambah lagi, buku tidak pernah dirawat atau dibersihkan sehingga ia terus terkurung di dalam kondisi yang lembab.
Ada baiknya jika memang suhu dan udaranya tak bisa dikondisikan, petugas harus rajin merawat dengan baik dan membersihkannya secara berkala agar tidak terjadi kerusakan pada buku atau bahan pustaka.
b) Debu
Debu bisa masuk dengan mudah melalui pintu perpustakaan, jendela, bahkan lubang-lubang di perpustakaan. Sehingga, debu tersebut melekat di kertas dan menimbulkan reaksi kimia yang dapat meninggikan tingkat keasaman kertas dan membuat kertas menjadi rapuh dan cepat rusak.
c) Cahaya
Cahaya juga bisa menjadi faktor kimia perusak bahan pustaka. Kertas yang terkena cahaya secara langsung akan mudah rusak dan bahkan berubah warna menjadi kekuningan. Hal tersebut kemudian membuat bahan pustaka menjadi rapuh dan juga rusak karena paparan sinar ultraviolet atau sinar matahari.
Untuk menghindari kerusakan tersebut, di perpustakaan seharusnya dipasang kain gorden untuk mencegah paparan langsung sinar matahari ke perpustakaan dan dapat mengatur cahaya yang masuk ke ruangan.
Baca Juga: Pemeliharaan dan Pelestarian Bahan Pustaka: Cara dan Contoh
3. Faktor Kimia
Faktor selanjutnya yang menyebabkan kerusakan bahan pustaka adalah faktor kimia. Darmono (2001: 76) mengungkapkan bahwa sifat kertas bisa berubah menjadi asam. Penyebabnya ada karena berbagai sumber, antara lain:
- asam yang sudah ada sejak kertas diproduksi saat pembuatan bubur kertas yang menggunakan bahan kimia sebagai penghancur kayu dan pemutih bubur kertas yang mana bahan tersebut meninggalkan residu di kertas yang mengandung lignun dengan sifat asam di dalamnya,
- sifat asam pada kertas dihasilkan oleh adanya reaksi fotokimia pada serat selulosa oleh pengaruh sinar ultraviolet.
- asam yang diserap oleh kertas yang berasal dari lingkungan, misalnya dari perekat, asam dalam karton atau kertas yang digunakan untuk sampul, bahkan gas-gas pencemar udara lainnya.
4. Faktor Lain
Faktor terakhir yang menyebabkan bahan pustaka rusak adalah faktor lain hal, misalnya manusia, terjadinya bencana alam, dan lain sebagainya.
a) Manusia
Tidak hanya hewan dan jamur, manusia juga bisa menjadi faktor utama penyebab kerusakan bahan pustaka. Manusia dalam hal ini bisa petugas perpustakaan atau pembaca ahan pustaka. Bahkan, manusia tersebut menjadi faktor perusak yang sangat hebat. Banyak kerusakan yang sebenarnya bisa dihindari.
Akan tetapi kadang secara sengaja atau tanpa sengaja manusia membuat lipatan sebagai tanda batas baca atau melipat buku saat membaca sehingga perekatnya lepas atau hilang dan lembaran buku menjadi terpisah dari bagiannya.
Hal inilah yang sangat dikhawatirkan karena cara tersebut justru lebih cepat merusak bahan pustaka daripada faktor lain.
Oleh sebab itu, manusia harus menghindari penyebab kerusakan yang membuat bahan pustaka menjadi rusak dengan memperlakukannya dengan baik.
b) Bencana alam
Faktor terakhir adalah terjadinya bencana alam. Bencana alam yang tak bisa terhindarkan misalnya kebakaran atau banjir memang tidak bisa dicegah. Akan tetapi, diperlukan kewaspadaan dan juga kesiapan yang tinggi untuk mengambil tindakan yang cepat dan juga tepat. Hal ini penting untuk mengurangi risiko kerusakan jika terjadi bencana alam.
Misalnya adalah menyiapkan alat pemadam pada setiap ruangan dan lain sebagainya. Usaha pencegahan kerusakan bahan ajar memang harus dilakukan sedini mungkin dan biasanya memerlukan biaya.
Hal ini akan jauh lebih baik, jika dibandingkan dengan harus melakukan perbaikan atau pelestarian terhadap bahan pustaka yang sudah terlanjur rusak.
Baca juga: 10+ Daftar Perlengkapan Perpustakaan yang Sebaiknya Ada!
Itulah pembahasan lengkap mengenai faktor penyebab kerusakan bahan pustaka yang ada di banyak perpustakaan khususnya di Indonesia yang beriklim tropis.
Nah, kamu sebagai pustakawan juga wajib tau tentang mitigasi hal ini, supaya bahan pustaka bisa aman dan bertahan lebih lama. Semoga pembahasan di atas bermanfaat.