Di tengah perkembangan zaman dan teknologi, kini dunia digital semakin perkembang. Hal ini kemudian berpengaruh pada banyak hal, terutama di dunia perpustakaan. Akhirnya, lahir pula pengelompokan masyarakat berdasarkan rentang kelahiran dan juga usia. Ada dua jenis orang yang lahir berdasarkan bagaimana perkembangan digital saat ini, yaitu Digital Immigrant dan digital native.
Pertama adalah digital native dan yang kedua adalah digital immigrant. Apa itu digital native dan digital immigrant, serta bagaimana peran dan juga komponen yang dimiliki oleh digital immigrant itu? Untuk penjelasan yang lebih lanjut, simak artikel di bawah ini.
Daftar Isi
Apa itu Generasi Digital Native?
Pada 2011, Marc Prensky memperkenalkan istilah digital natives dan juga digital immigrant. Menurut Prensky, digital natives atau yang juga disebut pribumi digital adalah orang yang lahir ke dunia sudah dengan sarat akan teknologi digital, dan sebab itu, mereka akan sangat fasih menggunakan teknologi tersebut.
Di zaman yang serba digital seperti saat ini, digital native tumbuh dan bekerja dengan pola pikir dan dunia yang sangat relevan dengan kehidupan saat ini sehingga perkembangan pun dapat diikutinya dengan mudah. Ia mengadopsi dan menerapkan berbagai paradigma kegiatan yang berlaku di era digital.
Biasanya, para digital native ini merupakan pengguna teknologi yang berusia 30 tahun lebih atau kurang, yang mana mereka lahir ke dunia di mana teknologi digital sudah menjadi bagian hidup masyarakat banyak. Akan tetapi, penetapan suatu tahun sebagai kelahiran populasi digital native tidak berlaku untuk semua negara.
Hal ini karena penetrasi teknologi digital dalam masyarakat tidak terjadi di tahun yang sama pada setiap dunia. Karena umumnya, teknologi digital ini lebih dulu digunakan di negara maju daripada di negara yang berkembang. Sehingga penetrasi teknologi di Indonesia dan di Amerika tentu berbeda.
Selain itu, (Toledo, 2007) menyebutkan mengenai ciri dari digital native:
- orang yang lahir pada masa teknologi digital diperkenalkan atau sesudahnya
- sudah sering berinteraksi dengan teknologi tersebut sejak usia dini, oleh sebab itu mereka memiliki pemahaman yang baik tentang konsep teknologi digital
- fasih dan nyaman dalam menggunakan teknologi digital
Apa Itu Generasi Digital Immigrant?
Digital Immigrant adalah orang yang lahir ke dunia masih dalam zaman analog. Akan tetapi ia tumbuh di dalam lingkungan yang digital, sehingga perlu melakukan penyesuaian diri dengan budaya yang berbeda di negara barunya.
Digital immigrant harus melakukan penyesuaian diri dengan budaya, sehingga ia tidak bisa bekerja sebaik pribumi, akan tetapi pola pikir dan nilai dari dunia asalnya. Selain itu, digital immigrant juga tidak akan benar-benar bisa seperti digital native yang merasa nyaman di dalam dunia digital.
Mereka tidak akan bisa melepaskan semua kebiasaan, nilai, dan pola pikir yang terbentuk di dunia analog. Digital immigrant biasanya merupakan pengguna teknologi digital yang berusia 30 tahun atau lebih yang mana mereka lahir ke dunia sebelum masa teknologi digital masuk ke dalam dunia.
Digital immigrant merupakan orang yang lahir sebelum teknologi digital luas dipelajari dan digunakan, oleh sebab itu, ia perlu mempelajari teknologi tersebut dan mengadopsinya hingga tingkat tertentu belakangan di dalam kehidupannya.
Meski demikian, digital immigrant tak serta merta tidak nyaman jika dihadapkan dengan dunia digital. Ketika mereka memiliki kemampuan, kemauan, dan juga tersedianya teknologi, maka kenyamanan dan juga keahlian mereka akan berhasil dan dapat menyamai dengan kemampuan digital native.
Akan tetapi, memang para digital immigrant ini tidak akan bisa membebaskan diri dari logat bahasa ibu mereka. Mereka hanya akan menjadi penutur bahasa pribumi digital yang berlogat analog. Analogi bahwa digital immigrant tidak fasih dalam menggunakan teknologi juga tak selamanya benar.
Hal ini karena secara efektivitas, penuturan bahasa dalam komunikasi tidak bergantung pada logat. Lagipula, para digital immigrant yang berbahasa analog tidak harus memiliki logat yang sama dengan digital native supaya bisa menjadi bagian dan dapat menjalani hidup dengan sukses sama seperti digital native.
Baca juga:
Komponen Utama yang Termasuk Sebagai Digital Immigrant
Setelah memahami pengertian dari digital immigrant dan juga perbedaannya dengan digital native, tentu Anda juga harus memahami bagaimana komponen utama yang termasuk sebagai digital immigrant.
- Menghindari penggunaan teknologi modern
- Menggunakan teknologi dengan enggan
- Semangat beradaptasi dengan teknologi
- Inovator yang bekerja dengan teknologi
Dampak Digital Immigrant di Dunia Perpustakaan (Bagi Pustakawan)
Saat ini, sebagian besar pustakawan Indonesia merupakan digital immigrant atau pendatang digital. Padahal sebagian besar pemustaka Indonesia sudah digital native, meski ada beberapa yang merupakan digital immigrant. Fakta ini kemudian membawa dua implikasi.
Implikasi yang pertama adalah bahwa muncul atau adanya kesenjangan paradigma yang berpotensi konflik manajerial antara pustakawan senior yang terbilang digital immigrant dan juga pustakawan junior yang merupakan digital pribumi. Oleh karena itu digital literasi bukan hanya diterapkan kepada yang muda, tetapi juga yang tua.
Dan kedua, kemungkinan adanya kesenjangan paradigma antara kepustakawanan berbasis analog dengan pemustaka digital native dengan segala kecenderungannya dalam hal pencarian dan juga penggunaan informasi. Bisa jadi karena dua implikasi tersebut akan muncul konflik di mana adanya kesenjangan paradigma yang berakibat buruk terhadap unjuk kerja perpustakaan.
Maka untuk mencegahnya, populasi yang merupakan pustakawan digital immigrant harus memahami sifat pustakawan dari populasi digital native untuk kemudian menekan sifat yang berdampak negatif dan merangsang sifat yang berdampak positif pada kepustakawanan.