Literasi finansial memang tidak familiar dengan literasi baca dan tulis. Padahal literasi finansial memiliki bobot kepentingan yang sama dengan literasi baca-tulis. Bahaya seseorang yang tidak memiliki literasi finansial adalah, akan berantakan dalam menyikapi manajemen keuangan mereka.
Maka tidak heran jika literasi finansial ini sama pentingnya diajarkan sejak dini ke anak-anak. Penasaran, contoh kegiatan literasi finansial untuk anak-anak siswa itu seperti apa sih? Kamu bisa temukan jawabanya di artikel ini. baca sampai selesai ya.
Pengertian Literasi Finansial
Pernahkah kamu mendengar istilah literasi finansial? Dikatakan sebagai literasi finansial apabila seseorang tersebut memiliki kecakapan dan pengetahuan untuk mengaplikasikan pemahaman finansial, yang meliputi konsep, risiko dan kelebihannya.
Literasi finansial sama pentingnya dengan literasi membaca dan menulis. Karena ilmu literasi finansial akan banyak membantu dan membekali diri seseorang untuk membuat keputusan, meningkatkan kesejahteraan, dan berpartisipasi dalam lingkungan bermasyarakat.
Salah satu keuntungan seseorang memiliki literasi sosial diantaranya, orang tersebut bisa memahami manfaat dan risiko layanan jasa keuangan. Sehingga orang tersebut bisa terhindari dari aktivitas investasi pada instrumen keuangan yang tidak jelas atau penipuan. Karena beberapa tahun terakhir, banyak kasus penipuan keuangan.
Contoh Kegiatan Literasi Finansial
Sampai di sini, kamu sudah tahu apa itu literasi finansial bukan? Agar lebih afdol, berikut adalah beberapa contoh kegiatan literasi finansial di sekolah, keluarga dan masyarakat. Dimana literasi finansial ini sebenarnya sudah sering kita temui dalam keseharian.
Kegiatan Literasi Finansial Di Sekolah
Contoh literasi finansial yang penting diajarkan sedini mungkin. Karena ajaran ini akan memberikan banyak kebaikan untuk masa depan si anak itu sendiri.
1. Jajan di kantin sekolah
Lina setiap hari mendapatkan uang jajan sebanyak 10 ribu rupiah. saat jam istirahat, Lina sengaja jajan di kantin sekolah berupa nasi kucing ataupun jajanan lain untuk mengisi perut.
2. Pelatihan Untuk Siswa Agar Rajin Menabung
sekolah Budi Jaya sedang merayakan ulang tahun yang kedua puluh tahun. dalam rangka hari jadi sekolah Budidaya, khusus menghadirkan trainer handal yang sudah berpengalaman dalam pengelolaan finansial. Dalam acara tersebut, si trainer mengedukasi pentingnya menabung bagi para siswa.
Dalam pelatihan tersebut juga diajarkan untuk membedakan antara perbedaan kebutuhan dan keinginan. Hal ini berkaitan agar membeli barang berdasarkan kebutuhan saja, sehingga uang yang digunakan untuk menuruti keinginan bisa dialokasikan untuk ditabung. di event motivasi ini siswa juga diajarkan menabung bisa secara mandiri maupun bisa menggunakan bank.
3. Menyelenggarakan pekan Kewirausahaan
Sekolah SMP Taruna Bakti sedang menyelenggarakan pekan kewirausahaan dalam rangka HUT SMP Taruna Bakti. Pihak sekolah mengadakan event untuk seluruh siswa yang ada di sana dengan menyelenggarakan pekan kewirausahaan. Tujuan dari pekan kewirausahaan ini adalah mengajarkan siswa untuk pandai mencari uang dari hasil berjualan. Uang dari hasil jualan bisa digunakan untuk menabung.
Kegiatan Literasi Finansial Di Keluarga
Selain mengajarkan literasi finansial sedini mungkin di sekolah, maka mengajarkan literasi finansial di keluarga juga sama pentingnya. Berikut adalah bentuk contohnya.
1. Memperkenalkan buah hati tentang cara menghasilkan uang dengan berjualan
Orang tua sedini mungkin mengajarkan anak untuk belajar mandiri dan berwirausaha. Misalnya dengan berjualan. Misalnya, Rina memiliki keterampilan menggambar. Hasil karyanya dibuat stiker gantungan. Kemudian stiker gantungan tersebut di jual ke teman-teman sekolah.
Hasil uang yang diperoleh bisa digunakan untuk keperluan Rina, sebagiannya lagi ditabung atau diinvestasikan dengan cara membelanjakan dalam bentuk emas.
2. Mengajarkan anak dirumah untuk mencatat pengeluaran dan pemasukan
Jihan sejak kecil diajarkan oleh keluarganya untuk mencatat pengeluaran dan pemasukan, sekecil apapun. Sehingga Jihan sudah sejak kecil belajar arti dari tanggung jawab terhadap uang. Sejak kecil jihan sudah menyadari pentingnya mengelola keuangan.
3. Mengajak anak membuat perencanaan keuangan sendiri
Zaki biasa menabung Sebagian dari uang sakunya. Hingga jumlah tabungannya sudah terkumpul lumayan banyak. Oleh karena itu, ibu mengajarkan Zaki membeli barang yang diinginkannya dengan cara menabung. Termasuk jika Zaki ingin pergi liburan, juga bisa belajar dari menyisihkan uangnya sendiri. Tujuannya agar Zaki bertanggung jawab terhadap uang dan bisa menghargai kerja keras.
Baca Juga:
- 6 Jenis Literasi Dasar yang Harus di Kuasai Pelajar
- 5 Contoh Literasi Baca Tulis dalam Kehidupan Sehari-Hari
- Literasi Membaca: Pengertian, Indikator dan Cara Meningkatkan
- Pengertian dan Perbedaan Literasi Dan Numerasi
Kegiatan Literasi Finansial Di Masyarakat
Ternyata tidak hanya anak-anak yang perlu diperkenalkan literasi finansial. Kasus lain, masalah minimnya literasi finansial bagi masyarakat pedesaan atau orang belum sadar tentang literasi finansial mudah menjadi sasaran modus penipuan. Salah satunya contoh di bawah ini.
1. Penyuluhan investasi yang aman kepada seluruh lapisan masyarakat
Beberapa akhir belakangan banyak aksi penipuan yang dilakukan oleh beberapa oknum. Oknum tersebut berkedok investasi. Oleh karena itu komunitas Peduli Rakyat memberikan penyuluhan investasi yang aman. Sehingga masyarakat bisa membedakan investasi yang berkredibel dan yang modus.
2. Penyuluhan bahasanya meminjam uang di rentenir atau di pinjaman online
Masyarakat pedesaan banyak yang mengalami masalah, dan terjerat pinjaman rentenir dan pinjaman online. Ketidaktahuan mereka atas dampak dan skema permainannya, maka masyarakat terdampak hanya tergiur oleh janji-janji manis diawal.
Padahal pinjaman rentenir dan pinjaman online memiliki risiko tinggi bagi pelaku. Oleh karena itu, ketua RT Sukamaju mengadakan penyuluhan Bahasa hutang rentenir dan pinjaman online kepada masyarakat.
Kesimpulan
Itulah beberapa contoh kegiatan literasi finansial di tiga sektor. Yaitu di sektor sekolah, rumah dan masyarakat. Semoga dengan ulasan ini cukup memberikan gambaran tentang literasi finansial. Bahwasanya literasi finansial ini tidak hanya penting disebarkan untuk para siswa, tetapi juga penting diajarkan untuk masyarakat umum. (Iruekkawa Elisa)