Contoh literasi baca tulis secara garis besar dapat diartikan sebagai kompetensi yang dimiliki oleh seseorang. Kemampuan literasi itu beragam bentuknya, ada yang berbentuk kompetensi dalam membaca, menulis, menghitung dan masih banyak yang lain. Jika artikel sebelumnya kita sudah membahas ada 6 literasi dasar, namun belum memahami dalam kehidupan nyata di kehidupan sehari-hari, seperti apa sih contoh literasi? Berikut adalah beberapa contoh literasi
1. Membaca buku 15 menit Sebelum Pelajaran
Sekolah C selalu rutin memberikan waktu selama 15 menit untuk siswa membaca buku yang mereka sukai. Bisa buku cerpen, novel, buku ensiklopedia ataupun jenis buku yang lain. Kebebasan membaca buku selama 15 menit secara rutin ternyata efektif mengubah kebiasaan siswa. Jadi siswa yang awalnya tidak suka membaca, mulai memiliki kebiasaan membaca buku.
Gerakan membaca buku 15 menit sebelum pelajaran dimulai di sekolah C ternyata efektif juga meningkatkan potensi, bakat dan rasa keinginan siswa. Sehingga memudahkan siswa lebih mudah menemukan jati dirinya. Meskipun untuk menemukan jati diri dibutuhkan perjalanan hidup versi mereka masing-masing yang masih panjang.
2. Guru Bercerita, Murid Kembali Membuat Catatan
Contoh literasi baca tulis di sd juga dapat dilakukan dengan model lain. Misalnya guru menceritakan ke siswa, kemudian siswa mendengarkan apa yang guru sampaikan. Selama guru bercerita, siswa harus menyimak dan menganalisis. Diakhir guru selesai bercerita, siswa siswa bisa merangkum apa yang diceritakan oleh guru mereka.
Siswa bisa menuliskan Kembali apa yang disampaikan guru. Cara ini lebih sering digunakan untuk guru mengetahui kemampuan siswa dalam menyimak dan menganalisis. Bukan berarti siswa yang tidak bisa merangkum Kembali adalah siswa yang bodoh. Bisa jadi karena ada faktor dan kendala lain, yang bisa di explore oleh guru, dan dicari faktor penyebabnya, agar siswa setidaknya bisa mengejar dan sama dengan siswa lain.
3. Memberi Tugas Menulis Pengalaman Liburan
Saat musim Panjang libur semester, seorang guru memberikan tugas untuk menulis pengalaman liburan (bagi siswa yang liburan). Sementara siswasiapa tahu di rumah dan tidak memanfaatkan untuk liburan, tetap disuruh untuk menuliskan pengalaman yang dilakukan selama dirumah. Jika saat liburan di rumah focus membantu orangtua tua berjualan atau berdagang, bisa ceritakan pengalaman tersebut.
Misalnya saat musim liburan Liko mudik ke rumah neneknya yang berada di Kendal, Semarang. Liko merasa Bahagia karena tidak hanya bertemu dengan keluarga besar yang sudah lama tidak bertemu. Di sana liko juga bisa sekaligus liburan di pantai, karena rumah neneknya dekat dengan objek wisata pantai.
Atau si Ardi yang mengisi waktu liburan dengan berjualan molen untuk membantu ibunya. Dimana sang ibu adalah single mom yang harus menghidupi ketiga anaknya.sementara si Ardi adalah anak pertama yang paling dewasa. Pengalaman dan kesan menjadi anak pertama yang sudah ditinggal meninggal ayahnya, tentu akan memberikan khasanah bagi teman-teman lain di kelasnya.
Sehingga Ketika cerita itu dibacakan, ada keberagaman pengalaman. Keberagaman nasib inilah yang dapat pula diajarkan kepada siswa untuk menghargai jalan hidup masing-masing, sekaligus bisa mengajarkan arti saling membantu.
4. Mengajak Menyimak Audio Kemudian Meringkasnya
Arni mengikuti les Bahasa inggris, karena dia mengejar tofel. Sebagai bentuk melatih kemampuan berbahasa inggris aktif dan pasif, maka di dalam les tersebut Arni sering dilatih untuk mendengarkan audio berbahasa inggris. Kemudian arni ditugaskan untuk merangkainya Kembali menggunakan Bahasa inggris.
Contoh di atas juga berlaku untuk kasus lain yang berbeda tetapi hampir mirip dengan kasus saya saat kursus menulis script writer. Untuk mengasah kemampuan, dan melatih keterampilan menulis skenario. Dosen memberi tugas untuk menonton film berdurasi 1 jam. Kemudian, film yang ditonton disuruh untuk menulis Kembali dalam bentuk skrip skenario.
Dari dua contoh di atas, kelihatannya hanya Kembali menuliskan Kembali, mengubah audio visual ke dalam bentuk tulisan. Namun bagi yang tidak terbiasa dan tidak memiliki literasi dasar baca tulis tugas ini akan terasa sangat berat.
5. Mendeskripsikan Gambar
Ingat pengalaman 15 tahun lalu Ketika saya mengikuti pelatihan menulis. Pelatihnya hanya menyampaikan pesan sederhana namun mengena. Bahwa menulis itu mudah, semudah kamu melihat gambar ini (saat itu gambar yang ditunjukan adalah buah jeruk). Dalam satu ruangan ada sekitar 7 orang, di perlihatkan objek yang sama. Ketika 7 orang tersebut menjelaskan gambar jeruk yang terdisplay di monitor, hasilnya mengejutkan.
Dari ke 7 orang tersebut menjelaskan tentang jeruk dari sudut pandang yang beragam. Ada yang menuliskan dari sudut pandang manfaat jeruk, ada yang menuliskan cara budidaya jeruk, ada yang menuliskan morfologi buah jeruk, dan ada pula yang menuliskan dampak memakan buah jeruk secara berlebihan.
Baca Juga:
- Literasi Membaca: Pengertian, Indikator dan Cara Meningkatkan
- Pengertian dan Perbedaan Literasi Dan Numerasi
- 6 Komponen Gerakan Literasi Sekolah Supaya Sukses
- 11 Pengertian Literasi Menurut Para Ahli
Kesimpulan
Pengalaman di atas memberikan pelajaran bahwasanya, menulis itu temanya bisa sama, tetapi apa yang dibahas bisa berbeda. Ada yang pembahasan menarik, ada yang biasa-biasa saja. Semua tergantung dari bank informasi si penulisnya.
Jika penulis memiliki banyak informasi, maka semakin mudah menuliskannya. Sebaliknya, jika informasi yang tersimpan di kepala sedikit, maka akan mengalami kesulitan saat mendeskripsikan gambar tersebut.
Itulah beberapa contoh literasi baca tulis. Sementara ketika kita berbicara masalah baca tulis, masih ada banyak contoh lain yang sebenarnya dalam keseharian sering kita temui. Bahkan ketika di kelas siswa disuruh membacakan hasil tulisan yang dia tuliskan juga bisa termasuk ke dalam contoh literasi baca tulis. Semoga sedikit ulasan ini cukup memberikan gambaran dan manfaat. (Iruekkawa Elisa)