Tajuk subjek pustaka adalah katalog informasi yang disusun n secara terstruktur dan terkendali, yang merujuk pada konsep subjek bahan pustaka. Nah, pada kesempatan kali ini kita akan membahas seputar tajuk subjek di dunia perpustakaan itu apa.
Mungkin ada diantara kamu yang ingin menjadi pustakawan? Kamu wajib tahu seluk beluk istilah tajuk subjek pustaka berikut ini. Baca sampai selesai ya.
Daftar Isi
Jenis Jenis Tajuk Subjek
Jika dilihat dari jenis-jenisnya, tajuk subjek dibagi menjadi empat hal, yaitu tajuk topik, tajuk bentuk, tajuk geografi dan nama.
1. Tajuk Topik
Jadi apa yang dimaksud dengan tajuk topik adakah frasa atau konsep yang mencerminkan isi bahan pustaka. Dimana kehadiran topik ini sebagai frasa yang mewakili dari isi bahan pustaka.
2. Tajuk Bentuk
Sementara yang dimaksud dengan tajuk bentuk terbagi menjadi dua macam. Sebagai berikut.
a. Tajuk Bentuk Deskripsi
Secara garis besar, tajuk ini lebih menekankan pada susunan secara umum bahan-bahan perpustakaan. Termasuk juga akan mendeskripsikan secara umum tujuan bahan perpustakaan. Adapun kategorisasi tajuk bentuk deskripsi, yaitu koleksi non fiksi yang meliputi direktori, almanak, gazetir, ensiklopedi dan masih banyak lagi.
b. Tajuk Bentuk Fiksi
Ada juga yang dimaksud dengan tajuk bentuk fiksi, yaitu tajuk sastra yang memiliki banyak genre. Sesuai dengan namanya, di ada banyak kategorisasi yang masuk ke dalam tajuk ini, yaitu esai, fiksi, drama dan puisi.
3. Tajuk Geografi
Berbeda dengan tajuk geografi. Tajuk geografi menurut pada tempat atau kawasan fisik, bahkan yurisdiksi politik. Dimana tajuk geografis menekankan pada teritorial. Contohnya menunjukkan daerah seperti jawa barat, jawa timur, jawa tengah atau bisa juga langsung menunjuk pada satu nama kota yang cukup populer.
4. Nama
Adapun tajuk nama yang tentu saja berbeda dengan tajuk geografis. Pada nama, lebih menekankan pada nama-nama unik yang disinggung di dalam bahan pustaka. Jadi nama yang dimaksud pun memiliki cakupan dan jangkauan lebih luas. Bisa merenung nama diri, nama organisasi, korporasi ataupun nama pada pertemuan sekalipun..
Penentuan Tajuk Subjek
Dalam menentukan tajuk subjek pustaka, ada beberapa prinsip yang penting. Apa saja sih prinsip dasarnya? Bisa simak berikut.
1. Membaca teknis bahan perpustakaan
Salah satu prinsip dasar menentukan tajuk subjek adalah membaca. Termasuk membaca secara teknis. Setidaknya, dengan membaca akan memudahkan dalam menentukan tajuk subjek. Kamu bisa memulai membaca dari bagian judul, kemudian ke bagian pengantar, daftar isi, pendahuluan dan bagian isi bahan perpustakaan. Setidaknya dengan membaca bagian-bagian ini akan banyak membantu dalam membuat kesimpulan
2. Menentukan tajuk subjek
Slain cermat membaca, barulah menentukan tajuk subjek. Kamu bisa konfirmasi atau mengecek di dalam daftar tajuk subjek. Jadi kesimpulan yang sudah ditentukan, apakah memiliki korelasi dan kecocokan dengan daftar tajuk subjek. Jangan sampai salah menentukan tajuk subjek melenceng, karena akan sulit saat melakukan pencarian.
3. Tajuk Subjek Untuk Pengguna
Tidak dapat dipungkiri jika perpustakaan umum perlu memikirkan kepentingan umum. Saat bekerja sebagai pustakawan, ada data-data yang hanya boleh diakses oleh karyawan, dan tidak bisa diakses oleh masyarakat. Begitupun sebaliknya.
Ada data file, seperti koleksi bahan pustaka yang dapat diakses oleh masyarakat umum. Maka dari itu, penting juga untuk menentukan tajuk subjek berdasarkan peruntukan dan keperluan.
Bahkan, bahan pustaka yang diperuntukan untuk pengunjung, juga perlu dicatat ada berapa item bahan pustaka yang diakses, dibaca atau boleh dipinjam dibawa pulang atau tidak.
4. Gunakan Istilah Umum
Saat menentukan tajuk subjek, pastikan untuk menggunakan satu istilah untuk semua. Artinya, istilah yang digunakan adalah istilah umum dan harus konsisten. Sebagai contoh, jika ada bahan perpustakaan buku tentang psikologi, maka konsisten menggunakan istilah psikologi.
Hindari penulisan istilah lain seperti ilmu jiwa atau semacamnya. Meskipun maksud dan intinya sama, namun istilah yang berbeda akan mempengaruhi pemanggilan informasi.
Pemilihan istilah ini juga dipilih berdasarkan istilah umum dan istilah yang familiar bagi masyarakat. Misalnya, istilah lembu lebih familiar disebut sapi. Kemudian istilah kencing manis lebih familiar disebut dengan diabetes, dan masih banyak lagi.
5. Pilih istilah Spesifik
Selain memperhatikan istilah umum, maka dalam menentukan tajuk subjek yang baik menggunakan istilah yang spesifik. Istilah spesifik akan membantu merujuk pada sasarannya langsung.
Adapun masalah penentuan jumlah tajuk. Setiap bahan perpustakaan tidak memiliki jumlah tajuk subjek tidak ada ketentuan baku atau standar.
6. Butuh Penunjukan
Adapun hal-hal kecil namun penting, yang dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan menentukan tajuk subjek. Yaitu penunjukan silang dalam tajuk subjek. Selain penunjuk silang, ada juga tajuk dibalik.
7. Tajuk Tambahan
Cara menentukan tajuk subjek yang selanjutnya adalah tajuk tambahan atau sub-headings. Disini tajuk subjek perlu dilihat lebih rinci, sehingga memudahkan untuk menjawab pertanyaan secara memuaskan dan cepat pula. Istilah ini pun yang nantinya akan disebut dengan subdivisi subyek. Adapun beberapa jenis subdivisi subjek yang meliputi.
a. Subdivisi menurut bentuk
Dari segi bentuk, subdivisi perluasan dari subjek yang didasarkan pada bentuk materi subjek dalam bentuk. Contoh, arsitektur- abstrak. Arsitektur – direktori dsb
b. Subdivisi geografi
Ada juga yang namanya subdivisi geografi, yaitu subdivisi yang menekankan pada tempat. Dimana cakupannya pun tidak sekedar menurut pada wilayah geografis saja. Tetapi juga wilayah atau tempat geografis. Sebagai contoh, hukum pidana – indonesia, kebebasan pers-indonesia, dsb.
c. Subdivisi waktu
Sementara subdivisi berdasarkan waktu, lebih menekankan pada batasan materi subjek pada periode atau waktu tertentu. Sebagai contoh hukum perdata -abad 20, haki – Indonesia 2000 dsb.
d. Subdivisi menurut aspek khusus
Jnis trakhiar adalah jenis subdivisi menurut topik atau aspek khusus. Jadi fokusnya pada topik yang diangkat atau tema yang akan dibahas lebih dalam. Contoh, pengendalian – personalia, perseroan terbatas – dewan komisaris dan masih banyak lagi.
8. Karya Biografi
Jika tajuk subjek tersebut berupa karya biografi, maka dapat diterapkan berdasarkan beberapa catatan sebagai berikut.
- Untuk koleksi pustsaka biografi, ataupun tkenik menulis biografi, maka perlu diberi tajuk subjek “biografi”
- Sementara untuk koleksi buku biografi umum yang tidak terbatas pada wilayah dan golongan orang tertentu. Maka juga diberikan tajuk subjek biografi.
- Sementara penulisan biografi perorangan, ada beberapa catatan penting. Jika buku menuliskan biografi lebih dari tiga orang, maka penulisan tajuk subjeknya adalah nama dari orang-orang yang dituliskan.
Contoh teknik penulisan untuk dua biogarfi yang diceritakan : Hatta, Muhammad, 1902-1980.
contoh teknik penulisan untuk3 biografi yang dituliskan sebagai berikut
SUKARNO, 1901-1970
HATTA, MUHAMMAD, 1902-1980
SYAHRIR, SUTAN, 1910-1966
- Adapun kasus lain, yaitu penulisan biografi kolektif. Jadi yang dimaksud biografi kolektif adalah biografi yang menceritakan atau membicarakan lebih dari tiga orang atau tiga tokoh. Maka tajuk yang digunakan sebagai tajuk adalah tambahan pada subjek, kelompok orang tertentu atau wilayah tertentu. Contoh
EKONOMI—BIOGRAFI
WANITA—BIOGRAFI
ASIA—BIOGRAFI
9. Karya Sastra
Jika kasusnya untuk kolek karya sastra, maka menntukan tajuk subjek akan dibagi ke dalam dua kelompok berikut.
a. Karya Sastra Tentang Kesusastraan
Untuk karya sastra tentang kesustraan, maka tajuk subjeknya adalah bentuk-bentuk sastra itu sendiri. Ada banyak bentuk karya sastra, seperti puisi, cerita pendek (cerpen), novel, pantun, dan masih banyak lagi. Berikut adalah contoh penulisannya
Drama indonesia
Puisi inggris
Cerpen millennial
Dsb
b. Sastra Yang Sebenarnya
Jenis karya sastra yang kedua adalah karya sastra yang sebenarnya. Ada dua jenis karya sastra, yaitu yang ditulis secara tunggal/solo dan yang berkolaborasi.
Untuk karya sastra yang ditulis solo, tidak perlu diberi tajuk subjek, karena pengguna akan secara otomatis mengakses nama pengarangnya atau mengakses judulnya. Meskipun demikian, tetap perlu dituliskan titik akses karya sastra berdasarkan jenis karyanya. Misal, cerita pendek, novel, puisi atau jenis lainnya.
Sementara karya sastra lebih dari satu orang bahkan lebih, maka tajuk subjek diberi tambahan “kumpulan” misalnya
CERITA PENDEK—KUMPULAN
PUISI INDONESIA—KUMPULAN
DRAMA INDONESIA—KUMPULAN
Itulah beberapa jenis dan cara penentuan tajuk subjek pustaka. Dari sedikit ulasan ini, semoga dapat memberikan wawasan dan gambaran seputar tajuk subjek. (Irukawa Elisa)
Artikel Terkait Subjek Tajuk Pustaka dan Perpustakaan