Transformasi digital terus berlangsung, terlebih sejak pandemi Covid-19. Hal ini membuat dunia digital terus berkembang dan juga semakin maju. Dalam hal ini, diperlukan pilar literasi digital yang berguna untuk meningkatkan pemahaman masyarakat di ruang digital. Selain itu, pilar literasi digital ini juga bermanfaat untuk mendukung transformasi digital.
Mengapa literasi digital digiatkan? Sebab semakin majunya teknologi mengubah pola dan kebiasaan masyarakat untuk membaca yang awalnya harus dengan buku cetak menuju ke buku digital dan informasi digital yang sangat cepat datangnya. Apalagi ditambah bahan pustaka yang cetak juga mudah rusak, jadi dengan menggiatkan literasi digital menjadi salah satu solusi yang solutif asalkan tetap memerhatikan pilar yang ada.
Pilar literasi digital tersebut juga dicanangkan melalui Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) yang membentuk Road Map Literasi Digital 2020 – 2024 yang mana di dalamnya membentuk kerangka kerja yang digunakan untuk merancang program dan kurikulum Gerakan Nasional Literasi Digital (GNLD) 2020 – 2024.
Terdapat 4 pilar yang membentuk kerangka tersebut yang mana aspek-aspeknya merupakan komponen yang ideal untuk mendefinisikan terbentuknya kemampuan literasi digital masyarakat.
4 Pilar Literasi Digital
Untuk mengetahui apa saja empat pilar literasi digital, di bawah ini penjelasan mengenai contoh 4 pilar literasi digital yang kemudian digunakan untuk mendukung transformasi digital yang berlangsung di antaranya etika digital, budaya digital, keterampilan digital, dan keamanan digital.
1. Etika Digital
Etika digital merupakan kemampuan seorang individu dalam menyadari, menyesuaikan diri, dan juga menerapkan etika digital atau netiquet saat berselancar di dunia digital. Contoh lain lagi dari etika digital adalah tidak menyebarkan berita yang bohong sehingga tidak melakukan perundungan di dunia maya.
Ini sangat penting diperhatikan mengingat semakin berkembangnya dunia digital, manusia bisa dengan mudah berbuat apapun. Sehingga jika tidak menerapkan pilar etika digital yang satu ini, maka banyak hal yang akan dirugikan, baik diri sendiri, orang lain, maupun masyarakat secara umum.
Etika digital ini harus dipegang teguh dalam proses berlangsungnya transformasi digital agar manfaat dan berkembangnya literasi digital tidak disalah artikan dan dapat bermanfaat dalam hal yang luas lagi.
2. Budaya Digital
Pilar selanjutnya dalam literasi digital adalah budaya digital. Budaya digital merupakan hasil dari kreasi dan juga karya manusia yang berbasis pada teknologi internet. Biasanya, budaya digital ini akan dapat tercermin melalui bagaimana cara kita berinteraksi, berperilaku, berpikir, dan juga berkomunikasi di dunia digital.
Salah satu contoh pelaksanaan budaya digital adalah tentang aktivitas penggunaan media sosial hingga belanja online yang saat ini sangat marak dan digandrungi. Bahkan dengan adanya kemajuan teknologi tersebut, penggunaan komunikasi secara surat-menyurat dan membeli barang secara offline tidak lagi diminati karena kemudahan adanya budaya digital.
3. Keterampilan Digital
Pilar ketiga adalah keterampilan digital. Keterampilan digital artinya kemampuan untuk secara efektif, melakukan evaluasi, dan juga membuat informasi dengan menggunakan berbagai teknologi digital. Hampir sama sifatnya seperti budaya digital, terdapat salah satu keterampilan digital yakni penggunaan media sosial dan juga platform belanja.
Untuk dapat menggunakannya, diperlukan kemampuan yang harus dipelajari dan juga diasah. Perkembangan teknologi digital ini memang akan terus terjadi dan mau tak mau, masyarakat harus menyesuaikan diri dengan belajar mengasah kemampuan dan juga keterampilan digital.
Hal ini dilakukan sebagai upaya agar masyarakat bisa mengikuti perkembangan zaman yang serba digital seperti saat ini, sehingga masyarakat juga tak ketinggalan dalam hal perkembangan digital yang berlangsung.
4. Keamanan Digital
Terakhir adalah keamanan digital. Keamanan digital merupakan upaya atau aktivitas yang bertujuan mengamankan kegiatan digital. Kerap kita temui, penggunaan teknologi digital ini dilengkapi dengan penggunaan password atau OTP yang diperlukan verifikasi untuk mengaksesnya.
Hal ini dilakukan bukan semata untuk mempersulit pekerjaan manusia, akan tetapi penggunaan tersebut atau istilahnya cyber security adalah upaya untuk menjaga keamanan penggunaan teknologi digital yang digunakan oleh masyarakat untuk menjaga data dan sebagainya yang ada di dalamnya.
Keempat pilar literasi digital yang dirancang tadi disesuaikan dengan kerangka literasi digital yang sudah ada pada 2020, yang mana terdapat 3 pilar di dalam kerangka 2020 meliputi informasi dan literasi data, berpikir kritis, dan juga kemampuan teknologi yang kemudian masuk ke dalam aspek cakap digital.
Pilar kemampuan berkomunikasi kemudian masuk ke dalam budaya digital, dan pilar etika dalam teknologi masuk ke dalam pilar etika digital. Mengenai soal keamanan pribadi dan juga keamanan perangkat, tergabung ke dalam aspek keamanan digital. Sehingga dengan adanya pilar literasi digital tersebut, akan lebih mudah untuk mengukur tingkat literasi digital di masyarakat.
Infografis Singkat
Contoh Penerapan Literasi Digital
Berikut ini beberapa contoh literasi digital di rumah, sekolah, kampus, dan juga masyarakat sekitar.
1. Contoh Literasi Digital di Rumah
- Berkomunikasi dengan orang tua menggunakan media sosial
- Menggunakan internet dan laptop di rumah untuk kegiatan bermanfaat.
- Menonton film melalui platform resmi dan legal.
- Melihat tutorial yang memudahkan membantu pekerjaan rumah, misalnya tutorial memasak, memasang barang, dan lain-lain.
- Mendengarkan lagu melalui platform resmi dan legal.
- Menggunakan handphone untuk mengirim e-mail atau berkirim pesan.
- Mencari informasi di internet.
- Mengakses YouTube untuk melihat video dan membuat barang di rumah.
- Berpartisipasi dalam seminar online di rumah.
2. Contoh Literasi Digital di Sekolah dan Kampus
- Menggunakan e-mail untuk mengirim tugas.
- Menggunakan aplikasi meeting online untuk pembelajaran secara online.
- Menggunakan internet untuk pencarian menggunakan browser.
- Memaksimalkan penggunaan laptop dan jaringan internet untuk mengerjakan tugas dari sekolah.
- Menggunakan handphone untuk membuat tugas sekolah.
- Menggunakan papan tulis interaktif di sekolah dan mengizinkan siswa menggunakannya.
- Membuat konten pelajaran online yang dapat digunakan di dalam maupun di luar kelas.
3. Contoh Literasi Digital di Masyarakat
- Menggunakan WhatsApp untuk membuat grup PKK.
- Memaksimalkan meeting online untuk pertemuan tingkat kelurahan.
- Melakukan promosi penjualan dagangan ke masyarakat melalui media sosial.
- Menggalang dana atau mengumpulkan donasi dengan internet.
- Menggunakan website untuk menulis perkembangan informasi di masyarakat.
Untuk lebih tau lagi mengenai contoh literasi digital beserta manfaatnya, kita sudah membahasanya secara mendalam pada artikel khusus, yaitu contoh literasi digital dan manfaatnya.
Manfaat Penting Literasi Digital
Seperti yang sudah disinggung sebelumnya, literasi digital merupakan kemampuan untuk memahami dan menggunakan informasi dari berbagai sumber yang bisa diakses melalui komputer. Literasi digital dilakukan untuk membantu seseorang agar dapat berpikir kritis, memecahkan masalah, dapat berkomunikasi dengan lancar, dan berkesempatan berkolaborasi dengan banyak orang.
Untuk itu, penerapan literasi digital ini tentu memiliki manfaat. Berikut adalah manfaat penting dari literasi digital yang perlu Anda ketahui.
1. Menambah Keterampilan
Dengan adanya literasi digital, maka akan menambah keterampilan dan juga pengetahuan baru yang lebih mudah, efektif, dan juga hemat biaya. Akan tetapi hal tersebut perlu dipelajari dan juga diterapkan dalam kehidupan sehari-hari agar keterampilannya dapat bermanfaat dalam penggunaan digital.
2. Belajar Bahasa dan Menulis
Manfaat lainnya dari literasi digital adalah masyarakat dapat belajar bahasa dan menulis. Kita tahu bahwa dunia digital memerlukan kemampuan bahasa dan menulis yang harus diasah. Mau tak mau untuk dapat mengikuti perkembangannya, pengguna harus mempelajari bahasa yang mana digunakan untuk berkomunikasi atau menggunakan teknologi digital.
Selain itu, juga belajar menulis untuk mencari informasi dan juga penggunaan teknologi digital pula. Akhirnya, literasi digital ini mengasah kemampuan belajar bahasa dan menulis bagi penggunannya.
3. Mudah Mendapat Informasi
Dengan berkembangnya literasi digital melalui transformasi digital, maka manusia bisa mendapatkan informasi dengan mudah dan cepat serta terkini. Tentu ini berbeda dengan zaman konvensional yang mana informasi sulit diakses dan memerlukan waktu untuk mendapatkan informasi tersebut.
Misalnya dalam penyampaian berita yang saat ini cepat sampai ke pembaca, atau berkirim pesan yang hanya dengan modal pulsa atau kuota internet dan bisa mendapatkan informasi saat itu juga. Tentu ini memudahkan masyarakat untuk mendapatkan informasi di dunia yang serba digital ini.
4. Memilih Keputusan dengan Cepat
Dengan adanya percepatan informasi dan juga berita, tentu saja hal apapun saat ini juga berjalan lebih cepat dan tepat. Sehingga tak heran, masyarakat kini dituntut memiliki keputusan yang cepat dan tepat. Hal ini agar tak ketinggalan dengan informasi yang beredar dan dapat terus mengikuti perkembangan zaman.
5. Memperluas Jaringan Pertemanan
Berbeda dengan zaman dahulu yang hanya memiliki teman dari kalangan sekitar, saat ini dengan adanya literasi digital, masyarakat dapat memperluas jaringan pertemanan melalui penggunaan media sosial. Masyarakat bisa mendapatkan teman baik itu dari lintas daerah bahkan lintas negara.
Hal ini karena kemudahan media sosial untuk berkomunikasi tanpa terbatas tempat dan waktu. Dengan demikian, relasi juga akan semakin luas.
Apakah perpustakaan Anda atau Dinas Pemerintahan ingin menerapkan literasi digital yang lebih baik lagi? Jika iya, Anda bisa membuat Program Titik Baca di berbagai tempat umum, sehingga masyarakat dan siswa/mahasiswa menjadi mudah untuk akses bacaan secara gratis. Apabila berminat ingin membangun TitikBaca terbaik, Anda bisa baca selengkapnya di Pembuatan Titik Baca.