Untuk membangun sebuah gerakan literasi menjadi sukses diperlukan komponen khusus. Pahami komponen gerakan literasi sekolah supaya pelaksanaan suskes dan lancar. Gerakan literasi sekolah (GLS) menjadi langkah awal untuk meningkat kualitas mutu peserta didik.
Tidak hanya itu saja, gerakan literasi pun mampu menumbuhkan pemahaman dan melatih kebiasaan siswa lebih disiplin dan berwawasan. Dibidang proses belajar mengajar, setidaknya juga akan membantu konsentrasi juga.
Memang gerakan literasi sekolah hadir sebagai upaya sekolah untuk meningkatkan minat dan keterampilan membaca anak. Itu sebabnya banyak pihak sekolah yang mengencarkan gerakan ini.
Daftar Isi
Apa itu Gerakan Literasi Sekolah
Gerakan literasi merupakan sebuah gerakan yang dibuat oleh sekolah dengan tujuan untuk menumbuhkan budaya membaca dan menulis sehingga tercipta pembelajaran terus menerus bagi peserta didik (siswa).
Dengan mulianya tujuan ini, maka tidak heran sekolah mengusahakan pelaksanaan gerakan ini sangat sungguh-sungguh. Berikut ini tahapan pelaksanaan supaya pelaksanaan gerakan literasi sekolah bisa lancar dan memberikan dampak yang besar.
Pelakasanaan Gerakan Literasi Sekolah
Ada tiga teknis pelaksanaan GLS yang perlu diperhatikan. Tentu saja ketiga teknis atau tahap ini perlu diperhatikan dengan baik agar tidak salah sasaran. Apa saja? Simak ulasan berikut.
1. Tahap Pembiasaan
Pertama perhatikan kegiatan tahap pembiasaan. Tahap pembiasaan dilakukan dengan mengajak siswa membaca dalam hati, menyimak dan membaca nyaring.
Dengan tahap pembiasaan seperti ini ternyata membantu meningkatkan rasa cinta membaca bagi anak, bahkan di luar aktivitas sekolah sekalipun. Anak pun juga secara tidak langsung memiliki kepercayaan diri karena mendapatkan ilmu menarik dari yang mereka baca.
Waktu yang tepat dalam tahap pembiasaan adalah memperhatikan waktu kegiatan. Menurut Permendikbud No. 23 tahun 2015 penumbuhan minat baca yang direkomendasikan adalah 15 menit.
Cakupan di tahap pembiasaan meliputi beberapa poin inti seperti meningkatkan rasa cinta membaca di luar jam pelajaran, meningkatkan rasa percaya diri, meningkatkan kemampuan memahami, meningkatkan tumbuh kembang dari berbagai sumber bacaan.
2. Tahap pengembangan
Kedua adalah tahap pengembangan yang merupakan tindak lanjut dari tahap pembiasaan. Di tahap pengembangan anak berperan aktif dalam mengungkapkan emosi dan pemikiran mereka. bentuknya seperti apa sih? Bisa anak menulis ulang apa yang sudah mereka baca. atau anak juga bisa menceritakan ulang apa yang mereka baca.
Tujuan pengembangan pada gerakan literasi sekolah meliputi beberapa hal. Diantaranya mengasah kemampuan peserta didik dalam menggapi buku pengayaan (lisan dan tulisan), membangun interaksi antar peserta didik, mengasah kemampuan siswa untuk berfikir analitis, kritis, dan inovatif terakhir membangun siswa untuk mencari korelasi dan mengkaitkan buku yang relevan sesuai dengan bacaan mereka.
3. Tahap Pembelajaran
Tahap terakhir adalah tahap pembelajaran. Di tahap pembelajaran siswa diarahkan untuk membaca buku-buku selain buku pendidikan. Di poin ini ada prinsip yang perlu diperhatikan, agar tidak keluar dari prinsip dasar. Misalnya menyuruh untuk membaca buku ilmu pengetahuan umum dan buku yang masih ada korelasi dengan kurikulum yang digunakan.
Memang tantangan dalam menjalankan gerakan literasi sekolah. Meskipun tantangan, tetap tujuan akhirnya memenuhi tahap pembelajaran. Setidaknya GSL ini bertujuan pada pengembangan kemampuan memahami dan megnkaitkan teks dan pengalaman pribadi dalam pembelajaran. Bertujuan pula untuk mengembangkan kemampuan berfikir kritis, mengolah dan mengelola kemampuan komunikasi.
Baca juga : 6 Ciri Fasilitas Perpustakaan Yang Baik
Komponen Gerakan Literasi Sekolah
Komponen GLS menurut Clay dan Ferguson dibagi menjadi beberapa komponen. Dimana komponen ini juga perlu diperhatikan. Setidaknya dengan memahami komponen tersebut, akan membantu merumuskan dan membentuk teknis yang tepat dan tepat sasaran.
Tanpa mengetahui komponen sasaran, tentu saja hasilnya kurang efektif. Padahal dalam dunia pendidikan, efektifitas inilah yang ditekankan. Berikut adalah komponen literasi menurut Clay dan Ferguson tersebut.
1. Literasi Dini
Literasi dini yang dimaksud pada gerakan literasi sekolah adalah kemampuan siswa untuk menyimak, berkomunikasi dan memahami bahasa lisan yang dilakukan di lingkungan rumah siswa. Dengan kata lain, orang yang paling besar di sini adalah komunikasi bahasa ibu sebagai literasi dasar.
2. Literasi dasar
Sedangkan literasi dasar itu sendiri adalah kemampuan membaca, menulis, berbicara dan berhitung yang sudah melibatkan kemampuan analisis, perceiving dan drawing yang didasarkan pada pemahaman siswa.
3. Literasi Perpustakaan
Gerakan literasi sekolah pada literasi perpustakaan adalah upaya pemahaman seseorang dalam hal memahami jenis bacaan. Misal bacaan fiksi dan nonfiksi.
Literasi perpustakaan juga memberikan pemahaman tentang bagaimaan memanfaatkan koleksi referensi, periodical dan deway decimal system sebagay syarat memahami klasifikasi di perpustakaan. Termasuk pula memberikan pemahaman dalam penggunaan katalog, pengindekan dan masih banyak lagi.
4. Literasi Media
Literasi media juga disebut juga dengan gerakan literasi sekolah yang fokus pada media. Media dalam hal ini bisa berupa media cetak ataupu media elektronik yang berbentuk seperti telvisi ataupun radio. Termasuk pula internet juga termasuk media yang harus diperkenalkan tujuan penggunaannya.
5. Literasi Teknologi
Literasi teknologi adalah kemampuan dalam memahami kelengkapan hardware dan software. Dimana literasi teknologi itu sendiri memiliki etika. Misal etika mengoperasikan teknologi yang tepat seperti apa dan bagaimana, dan cara pemanfaatan literasi teknologi yang tepat juga harus bagaimana.
6.Literasi visual
Gerakan yang juga akan dipelajari adalah literasi visual. Literasi visual ini lebih fokus pada bagaimana mengembangkan kemampuan dan memenuhi kebutuhan belajar dengan cara lebih menarik. Misalnya dengan materi visual dan audio visual lebih kritis.
Menguasai Prinsip Gerakan Literasi Sekolah
Tidak dapat dipungkiri jika gerakan literasi sekolah juga memperhatikan prinsip yang ditekankan. Menurut Beers (2009) prinsip literasi sekolah terdiri terdapat beberapa poin pokok sebagai berikut.
- Dijalankan Sesuai Tahap Perkembangan : Tentu saja gerakan literasi sekolah dijalankan sesuai dengan tahap perkembangan siswa. Jika siswa adalah anak TK tentu saja buku yang diberikan adalah buku anak-anak TK. Tidak mungkin bukan anak TK diberikan buku bacaan anak-anak SMP. Memahami betul tahap perkembangan akan membantu dalam memilih strategi pembiasaan yang sesuai, tepat sasaran dan efektif tentu saja.
- Terapkan Program Literasi Secara Seimbang : Seringkali gerakan literasi sekolah asal menjalankan saja. Padahal gerakan literasi sekolah yang baik yang dilakukan secara imbang. Maksudnya adalah menyadari betul kebutuhan siswa apa. Misalnya memberikan jenis buku yang sesuai dengan jenjang pendidikan dan sesuai dengan kurikulum.
- Terintergrasi Dengan Kurikulum : tentu saja GLS haruslah yang terintegrasi langsung dengan kurikulum. Oleh sebab itu dalam memberikan pembiasaan dan semacamnya juga didasarkan para kebutuhan kurikulum.
- Memberikan Kebebasan Membaca dan Menulis: gerakan literasi sekolah yang menyenangkan adalah tidak memberikan tekanan atau kekangan untuk mereka. misalnya membiarkan mereka membaca dan menulis kapan dan dimanapun. Jadi tidak hanya dilakukan di sekolah atau di rumah saja. Bahkan saat mengendari bus sekolah juga dibolehkan mereka membaca. Termasuk membebaskan bacaan yang mereka baca di luar jam sekolah.
- Mengembangkan Budaya Lisan: ternyata kelas yang bebasis literasi yang baik adalah mengajak siswa untuk berdiskusi. Berawal dari diksusi inilah yang akan menstimulus siswa untuk berani berpendapat dan belajar mengungkapkan pendapat mereka. tentu saja, dengan cara ini kemampuan berfikir kritis pun secara tidak langsung juga akan terbentuk.
Nah itulah beberapa poin penting yang perlu digaris bawahai dalam menjalalankan gerakan literasi sekolah. Semoga pemaparan ini bermanfaat. Berikut ada beberapa pertanyaan orang mengenai gerakan literasi sekolah.
Membaca 20 menit sebelum jam pelajaran pertama dimulai, membuat lomba mading, membuat kegiatan wajib baca di perpustakaan seminggu sekali.
Tujuan gerakan literasi sekolah ini adalah untuk meningkatkan minat membaca dan menulis bagi siswa supaya tetap terus terbiasa berliterasi dan belajar setiap hari.