Dalam melakukan inventarisasi perpustakaan, petugas yang berwenang pasti melakukan berbagai langkah dan upaya untuk melakukan inventarisasi dengan tepat, Biasanya proses inventarisasi tersebut meliputi pemeriksaan bahan pustaka, pemberian stempel, dan juga pencatatan di buku induk.
Berbagai hal yang dilakukan tersebut sangat penting untuk mendukung peran perpustakaan dalam mewujudkan tujuan dan juga visi misinya, terlebih buku induk. Buku induk ini wajib ada dan juga wajib mencatat berbagai hal yang terjadi di perpustakaan. Tapi, apa sebenarnya buku induk perpustakaan itu?
Daftar Isi
Apa Itu Buku Induk Perpustakaan?
Buku induk perpustakaan menjadi hal yang penting sebagai sumber informasi akurat tentang kepemilikan koleksi pustaka di sekolah. Ada berbagai arti penting dari buku induk, salah satunya adalah buku induk perpustakaan diciptakan sebagai salah satu komponen pada sub-sarana dan prasarana sekolah yang dinilai dalam kegiatan penilaian perpustakaan sekolah (Nandani, 2016: 181).
Selain itu, Menurut Nurcahyono (2015), mengungkapkan bahwa peran lain buku induk juga dapat digunakan sebagai penilaian akreditasi perpustakaan sekolah. Sebab bagi sekolah yang menyediakan perpustakaan, maka pedoman penyelenggaraannya diatur dalam Pedoman Penyelenggaraan Perpustakaan Sekolah oleh Perpustakaan Nasional Republik Indonesia Tahun 2015.
Tercantum pada sub-bab D, bahwa pengorganisasian bahan pustaka diatur berdasarkan “pengolahan bahan perpustakaan meliputi inventarisasi, katalogisasi, klasifikasi, penyelesaian dan pengaturan koleksi”. Selain itu, pencatatan koreksi pada buku induk menjadi komponen inventarisasi atau bagian inventarisasi menurut pencatatan koleksi buku induk yang menjadi pedoman.
Adapun kegiatan dari pencatatan buku induk, antara lain sebagai berikut.
- kegiatan memeriksa buku koleksi dan mencocokan dengan buku induk
- memberi stempel
- mencatat atau mendaftar semua koleksi perpustakaan dalam buku induk dan diberi nomor induk, setiap satu eksemplar yaitu mendapatkan satu nomor.
Selanjutnya disebutkan bahwa setiap jenis koleksi buku akan dicatat di dalam buku induk tersendiri, misalnya buku induk untuk koleksi buku, buku induk untuk koleksi surat kabar, buku induk untuk majalah, dan lain sebagainya. Unsur yang terdapat di dalamnya juga harus diperhatikan, yaitu meliputi, nomor, tanggal, nomor induk buku, judul buku, tempat terbit, penerbit, tahun terbit, harga, sumber, dan lain sebagainya.
Menurut Nurcahyono (2015), pentingnya dilakukannya pencatatan tersebut karena akan digunakan untuk mengelola perpustakaan secara konvensional maupun secara elektronik. Perlu diketahui, buku induk dibuat sebagai bahan menyusun laporan dan juga menyusun statistik pengadaan koleksi perpustakaan, sehingga kehadiran buku induk ini akan memudahkan pengelola perpustakaan untuk mengetahui berbagai informasi.
Informasi yang dibutuhkan perpustakaan untuk pengelolaan
- Jumlah koleksi yang dimiliki perpustakaan
- Jumlah judul dan eksemplarnya
- Jumlah judul yang berbahasa Indonesia dan berbahasa asing
- Jenis-jenis yang diperoleh yang meliputi data mengenai:
- a. dari mana saja buku tersebut dibeli
- b. dengan siapa melakukan pertukaran buku
- c. siapa yang memberikan hadiah
- d. berapa jumlah harga pembelian buku pada kurun waktu tertentu
Contoh Buku Induk Perpustakaan
Berikut merupakan contoh buku induk perpustakaan yang perlu Anda ketahui.
Dari pengertian tersebut disimpulkan bahwa buku induk adalah sarana yang digunakan untuk mencatat koleksi yang baru diterima oleh perpustakaan yang kegiatannya tercantum sebagaimana diatur di dalam Pedoman Penyelenggaraan Perpustakaan Sekolah oleh Perpustakaan Nasional.
Format Buku Induk Perpustakaan
Setelah memahami pengertian dari buku induk perpustakaan, Anda tentu ingin juga mengetahui bagaimana format buku induk perpustakaan itu. Buku induk perpustakaan memiliki format tersendiri. Berikut merupakan isi format dari buku induk perpustakaan.
1. Nomor Inventaris
Buku inventaris perpustakaan merupakan nomor yang berbeda-beda pada daftar buku yang keluar atau masuk ke perpustakaan yang mana dijadikan penanda atau kode buku agar bisa digunakan untuk membedakan identitas buku tersebut.
2. Tanggal
Tanggal ini perlu dicatat di dalam buku induk untuk mengetahui kapan buku tersebut digunakan, baik baru dibeli atau bahkan dipinjam oleh anggota perpustakaan.
3. Judul Buku
Judul buku di dalam buku induk perpustakaan merupakan judul buku apa saja yang keluar atau masuk di dalam sistem yang dimiliki perpustakaan tersebut. Hal ini wajib dicatat agar petugas perpustakaan memahami buku apa aja yang sedang dipinjam oleh anggotanya dan ini penting untuk pelacakan atau penataan buku.
4. Nomor Klas
Di dalam penataan buku di perpustakaan, tentu dibedakan menjadi beberapa kategori yang dibedakan lagi menjadi beberapa kelas atau klasifikasi di dalam penataannya. Oleh sebab itu, ketika anggota perpustakaan meminjam buku, wajib dicatat nomor klasifikasi dari buku tersebut agar ketika akan menata kembali buku, petugas perpustakaan bisa mengembalikan buku tersebut sesuai dengan nomor klas yang tercantum.
5. Nama Pengarang
Di dalam buku induk, juga harus tercantum nama pengarang yang mana penting juga untuk pencatatan keluar masuk buku di dalam arus perpustakaan. Nama pengarang ini harus dicantumkan sebagai kelengkapan identitas di dalam buku.
6. Cetakan atau Edisi
Selain itu, di dalam buku induk juga harus dicantumkan cetakan atau edisi buku yang keluar atau masuk. Ini penting untuk mencatat identitas buku, sama halnya seperti identitas buku yang lainnya.
7. Penerbit
Asal atau nama penerbit juga penting untuk dicantumkan di dalam buku induk sebagai kelengkapan identitas buku yang terdapat di dalam buku induk.
8. Kota Terbit
Untuk mengetahui dan agar petugas perpustakaan tidak bingung dalam mengenali buku, maka di dalam buku induk harus dicantumkan kota terbit buku yang keluar atau masuk.
9. Tahun Terbit
Tahun terbit juga penting untuk dicantumkan ke dalam buku induk karena untuk memudahkan penulis mengetahui identitas buku tersebut.
10. Jumlah Halaman
Kepentingan kelengkapan isi buku juga termasuk pada jumlah halaman yang harus tercantum di dalam buku induk.
11. Tinggi Buku
Tinggi buku ini memang tak digunakan di semua buku induk. Namun bisa digunakan agar memudahkan petugas mengenali buku.
12. Bibliografi
Buku induk juga biasanya mencantumkan bibliografi buku dan penulisnya agar lebih mudah mengenali buku.
13. ISBN
ISBN menjadi aspek penting harus dicatat karena ISBN buku satu dengan buku yang lain berbeda, sehingga dapat membedakan identitas buku.
Artikel Terkait Bahan Pustaka dan Pustakawan
- Alat Bantu Seleksi Bahan Pustaka
- Program Kerja Perpustakaan: Contoh dan Tujuan
- Katalogisasi Perpustakaan
- 8 Fungsi Perpustakaan yang Harus Kamu Tahu
Cara Membuat Buku Induk Perpustakaan
Untuk membuat buku induk perpustakaan, hal pertama yang harus dilakukan oleh petugas adalah menyiapkan data-data buku yang keluar atau masuk di dalam perpustakaan tersebut.
Setelah itu, petugas perpustakaan harus menyusun format buku induk perpustakaan pada buku baik secara manual atau tulis tangan atau sesuai digital atau ditulis di dalam mesin baik itu komputer atau laptop untuk lebih memudahkan pencarian.
Setelah itu, Anda bisa mencatat segala arus perpustakaan yang terjadi, baik ketika ada buku baru yang datang atau dibeli atau bahkan ada buku yang dipinjam, hilang, rusak, dan sebagainya.